Medan,-
Presiden Prabowo baru saja mengeluarkan pernyataan agar aparat keamanan bertindak tegas menangani persoalan aksi massa yang semakin meluas dan terjadi pembakaran yang dianggap melampaui batas.
Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Islam (GPI) menilai instruksi itu bisa jadi simalakama dan bumerang. "Siapapun tahu itu instruksi khas komando militerisme sementara ini kan konflik sosial. Kami rasa itu keliru instruksinya" ujar Ahmad Daud S.Sos, Ketua Bidang Sosial & Ekonomi Gerakan Pemuda Islam (GPI) Pusat di Medan (30/8)
Harusnya presiden menyelesaikan persoalan ini dengan pendekatan sosial, melokalisir masalah dan membangun komunikasi dengan kelompok - kelompok pemrotes. Kalau ini kan kesannya main kayu" urainya.
"Tindakan tegas itu bisa diterjemahkan seperti karet nantinya. Harusnya presiden membangun dialog langsung. Ini kan sebabnya ketidakpuasan publik karena pajak ditinggikan , tunjangan dewan dinaikkan sementara rakyat ditolol-tololin. Kan itu pemicu awalnya" terang aktivis muda ini.
"Presiden harus melihat ke hulu bukan ke eksesnya. Silahkan saja selidiki pembakaran itu tapi hari ini publik kan meragukan institusi polisi. Jadi apapun hasil investigasi dan penanganannya publik mayoritas akan meragukan" demikian alumni BEM Ushuluddin IAIN/UIN SU ini.
"Sebenarnya ada solusi "mudah" untuk masalah ini kalau Presiden mau. Solusi polemik ini kan gampang. Pertama, berhentikan Sri Mulyani dan pending pajak gila2an. Kedua , stop tunjangan dan segala macem ke dewan. Ketiga , berhentikan kapolri dan copot kapolda2 yg tidak kompoten. Keempat, undang rekan-rekan mahasiswa dan ojol, tampung dan penuhi keluhan mereka terutama persoalan keadilan. Kami yakin dengan 4 solusi itu polemik dan aksi akan mereda" urai alumni Jurusan Politik ini.
"Tapi persoalannya Presiden berani tidak ? Saya yakin beliau tidak mudah melakukan 4 langkah itu walau sebenarnya masih dalam hal prerogatif beliau" lanjut alumni Pelajar Islam Indonesia (PII) ini.
"Ada banyak kepentingan dalam aksi ini. Dan tentu elit politik yang terancam akan tidak tinggal diam juga. Ini kan bicara kursi empuk kekuasaan" prediksinya
"Tapi kita berharap Presiden Prabowo harus bisa melakukan pendekatan sosiologis ini. Karena secara teori sosial yang acap terjadi adalah dengan pendekatan model main kayu akan mendapat perlawanan besi juga. Pak Presiden harus melakukan instrumen pendekatan berbeda. Dengarkan kemauan publik pak Presiden" tuturnya menyampaikan harapan.(tim)
0 Komentar